Hai para blogger dan pecinta dunia maya, posting saya kali
ini akan mendeskripsikan salah seorang yang sangat saya banggakan dan tiada
duanya dalam hidup ini. Pasti kalian sudah tau siapa itu? Dan saya yakin kalian
juga sepakat dengan jawaban saya ini yaitu “orangtua”, ya betul merekalah yang
seharusnya kita banggakan, karena dengan adanya mereka tentunya kita bisa lahir
ke dunia. Dan yang paling penting adalah dengan ridho orangtua kita mendapatkan
ridhoNYA (bukan begitu???), kalau kita hidup bergelimang harta tetapi orang tua
tidak ridho dan tidak bangga lalu buat apa kita punya segalanya. Jika kita
menduduki jabatan tinggi tapi orangtua tidak senang lalu untuk apa gunanya?
Jika kita bertitel tinggi tetapi dianggap tak peduli orangtua maka bagaimana
kita mendapat ridhoNYA? Jika kita beribadah mati-matian sebanyak-banyaknya
tetapi tidak mendapat ridho orangtua, apakah kita yakin bahwa amalan kita
diterima? Mudah-mudahan kita masih diberi kesempatan untuk berbakti kepada
orangtua, apapun kondisinya sehingga segala yang kita lakukan sebagai seorang anak
tidaklah sia-sia. Amiin Ya Robbal Alamin. Berkenaan dengan pentingnya orangtua
itu saya akan mencoba menuangkannya dalam tulisan ini, tetapi kali ini saya
tidak memilih IBU sebagai bahasan utama, bukan karena beliau tidak
membanggakan, juga bukan karena beliau tidak kami cintai dan tidak kami sayangi
tetapi seorang IBU sudah pasti harus menjadi idola bagi anak-anaknya. Selain
itu sudah banyak literatur, ungkapan, petuah yang menyatakan bahwa seorang IBU
lebih diutamakan ketimbang ayahnya. Bahkan sampai dinobatkan dengan adanya peringatan
hari spesial untuk IBU setiap 22 Desember. Lalu bagaimana dengan Ayah? Adakah
yang mau membanggakannya? Mungkin sayalah salah satu orang yang masih diberikan
kesempatan untuk hidup, menuliskan cerita tentangnya dan membanggakannya
meskipun hanya dapat diungkapkan melalui tulisan ini.
Saya yakin ketika menulis tentang seorang “ayah”, tidak
banyak orang yang tertarik untuk membacanya. Tidak banyak yang mau merespon,
biasanya hanya terkesan klasik, lebay (berlebihan), tidak greget dan tidak
estetik untuk diceritakan. Namun saya akan tetap menuliskan cerita berdasarkan
yang saya alami. Dan untuk menjaga kerahasiaan serta privasi beliau saya akan
tetap menyamarkan nama-nama, atau sebutan yang langsung berhubungan erat
dengannya. Dengan harapan juga bahwa yang akan kalian ambil dari tulisan ini adalah
hal-hal positif berkaitan dengan apa yang ditulis bukan tentang siapa yang
ditulis. Dan pada akhirnya akan ada sebuah penilaian yang bersifat objektif dan
bukan subjektif.