Wednesday, April 29, 2015

Pengalaman tes TOEFL iBT

Pengalaman mengikuti tes TOEFL iBT

Sobat, kali ini saya akan coba sharing pengalaman saya mengikuti tes TOEFL iBT, di sini saya TIDAK akan menjelaskan apa itu tes TOEFL iBT, tidak juga menjelaskan bagaimana bentuk soal TOEFL iBT yang berbeda dengan TOEFL ITP (Paper), juga tidak akan membahas apa tips dan trik nya. Yang akan saya tulis di sini adalah cerita seputar tentang pengalaman saya mengikuti tes TOEFL iBT, karena kalau yang lain dapat anda temukan banyak sekali referensi yang lebih valid via mbah GOOGLE. Selamat menikmati!


Tes TOEFL ITP (Paper)

Pada akhir Desember 2014, Alhamdulillah saya telah merampungkan S1 Ekstensi saya di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta. Bisa dibilang agak terlambat karena saya sudah berumur mendekati kepala 3 tetapi saya berkeinginan melanjutkan studi S2. Tak tanggung-tanggung, saya berencana ambil kuliah di luar negeri (ceritanya balas dendam karena sebelumnya saya kuliah D3 selama tiga tahun, ditambah kerja+kuliah S1 Ekstensi ini hampir 4 tahun, So, sebelum menginjak usia 30 saya harus sudah bisa merampungkan S2 sebagai bentuk nilai tambah untuk diri saya J). Satu bulan sebelum wisuda saya juga sudah pernah ambil tes TOEFL ITP (institutional alias paper base test) di STIE PERBAN*S namun hanya mendapatkan skor sekitar 520an. Skor ini tidak mencukupi untuk syarat pendaftaran S2 di universitas luar negeri yaitu minimal 550 (kalau di dalam negeri sudah cukup dengan nilai 500). Tapi hasil 520 saya sebenarnya juga sudah lebih baik daripada nilai sebelumnya yaitu 490 (tes TOEFL ITP pertama kali yang saya ambil di L*A Pramuka). Kedua tes ini saya siapkan dengan cara belajar yang sama dan bersifat otodidak.  Akhirnya karena untuk persyaratan awal maka saya nekat untuk tetap melampirkan nilai tes saya yang 520 itu sebagai persyaratan registrasi. Disamping itu saya sudah merasa maksimal untuk menakar kemampuan berbahasa saya daripada saya harus berjibaku dan hanya focus pada hasil tes demi mengejar nilai lebih tinggi tetapi kenyataan aslinya tidak sebanding dengan yang di atas kertas alias masih belum mahir secara praktek. Dengan hasil 520 tersebut saya berharap paling-paling diikutsertakan dalam kelas Bahasa Inggris  prakuliah, yang penting sudah terdaftar di universitas yang bersangkutan hehehe….

Akhirnya pada bulan Januari 2015 saya mendaftarkan diri dan mengirim seluruh berkas yang diperlukan untuk registrasi via email. Universitas yang saya ambil masih tetangga dekat dengan Negara Indonesia dan masih masuk kategori universitas negeri dengan jurusan Master of Economics (di tulisan lain akan saya bahas mengenai perjalanan pendaftaran menuju universitas ini J). Alhamdulillah ternyata di respon cepat dan bisa mengikuti perkuliahan bulan Februari 2015 jika seluruh berkas sesuai kriteria dan wow hanya berselang satu bulan saya harus mempersiapkan semua. Tapi ternyata memanh tidak semudah itu, ternyata nilai tes TOEFL saya yang 520 masih kurang dan juga jenis TOEFL ITP tidak bisa di terima…oh my God, meskipun begitu saya tetap mendapatkan Offering Letter Provisional (conditional) dengan syarat bisa melengkapi TOEFL yang dimaksud. Akhirnya diputuskanlah harus ditunda hingga semester depan (intake September 2015) karena tidak mungkin dikejar dalam satu bulan. Dengan format, jenis dan soal yang berbeda dari TOEFL ITP, maka lagi-lagi saya harus belajar (otodidak), beli buku, searching google, aktif ngintipin blog orang tentang tes TOEFL versi ini, juga nanya-nanya via medos barangkali ada kawan yang sudah punya pengalaman. Akhirnya selama Februari 2015 saya belajar dan pada awal Maret 2015 saya mengikuti tes TOEFL iBT pertama saya di KAPL*N-EDUP*C kelapa gading. Saya yakin lembaga tersebut kelas internasional jadi saya tidak ragu pilih tempat disana untuk menghindari kesalahan tekhnis yang mengurangi nilai. Dan benar saja, tetapi saking berkelasnya, ternyata cukup banyak peminatnya. Akhirnya saya ngobrol-ngobrol dengan beberapa peserta itu dan saat itu saya agak sedikit tegang karena sama sekali belum pernah ikut preparation apalagi simulasi tes.

Tes TOEFL iBT pertama kali

Akhirnya tes dimulai, pada bagian pertama alias READING saya banyak menemukan kosakata baru yang membuat saya tidak mampu menyerap utuh kalimat yang ada dalam sebuah cerita/ wacana. Akhirnya saya cukup keteteran dan memakan banyak waktu hingga akhirnya ada sekitar 10 soal dari 40 soal yang tidak bisa terjawab yang kebetulan merupakan cerita/ wacana terakhir. Tapi saya tidak boleh patah semangat karena masih ada bagian tes selanjutnya. Akhirnya lanjut ke bagian kedua alias LISTENING. Di sini saya mulai nyaman, karena suaranya sangat jelas, dan kosakata nya pun relatif mudah. Tapi saya tidak boleh sombong, karena jawabannya tidak bisa langsung ditemukan dalam percakapan, melainkan harus diambil kesimpulan akhir oleh kita sendiri, belum lagi terkadang ada dua jawaban yang hampir mirip maknanya. Dari sekitar 50 soal ada 2 soal yang tidak terjawab karena kehabisan waktu. Disini saya mulai sedikit lega lalu akhirnya bagian selanjutnya yaitu istirahat selama kurang lebih 10 menit. Hal itu saya gunakan untuk ke toilet, ngemil secukupnya dan ngobrol dengan peserta lain dan dia juga merasa agak sulit di bagian pertama (READING) sedangkan bagian kedua (LISTENING) tergolong mudah. Lalu mulai lagi bagian ketiga yaitu SPEAKING. Sesuatu yang sangat jarang saya praktekkan, akhirnya dengan jawaban ala kadarnya saya berhasil melalui 6 soal SPEAKING itu. Saat itu agak sedikit terganggu dengan suara peserta lain yang juga berdekatan dan jadi kehilangan focus karena terkadang suara mereka juga masuk dalam pikiran kita. Di sini saya merasa tidak pede dengan score SPEAKING ini. Dan terakhir bagian WRITING disediakan 2 tugas yang harus diselesaikan dalam waktu masing-masing sekitar setengah jam. Akhirnya selesai sudah rangkaian tes TOEFL iBT pertama saya. Entah bagaimana hasilnya, kita tunggu selanjutnya selama 10 hari ke depan.

Hari yang dinanti pun tiba, saya harap-harap cemas karena merupakan tes TOEFL iBT pertama saya. Disamping itu saya harus berpacu dengan waktu untuk melengkapi berkas registrasi universitas luar negeri. Dan benar saja, hasilnya kurang memuaskan…hanya 74 (setara dengan 530 pada TOEFL ITP) padahal yang dibutuhkan adalah 80 (setara dengan 550 pada TOEFL ITP). Tapi saya juga tidak kaget karena memang saya belum menguasai tes jenis ini dan masih banyak harus belajar. Saya berniat untuk ambil kursus persiapan alias preparation for TOEFL iBT namun ternyata harganya hampir 3x lipat dari Gaji UMR ibukota. Sungguh terlalu, tetapi saya ingin dapat nilai maksimal agar bisa melanjutkan pendaftaran dengan baik. Nilai 74 pun sebenarnya sudah bisa, hanya saja perlu tambahan untuk mengambil mata kuliah Bahasa inggris, tetapi rasanya agak kurang sreg. Akhirnya saya memutuskan untuk mencoba sekali lagi sebagai batas akhir, apabila nilainya masih berkisar seperti itu artinya saya lanjutkan pendaftaran dengan segala konsekuensinya. Jika lebih besar dari yang diminta maka tiada lain yang bisa saya lakukan selain bersyukur dan mudah-mudahan menjadi kado untuk orangtua agar selalui dimudahkan jalannya dan di ridhoi Nya. Amin.

Tes TOEFL iBT kedua kali

Tahun 2015 ini sudah masuk bulan April dan pada bulan ini saya bertekad bulat untuk ikut tes TOEFL iBT lagi. Dengan metode yang sama, hanya ditingkatkan intensitasnya, belajar otodidak sayapun makin bergairah. Sudah ada 4 buku original tentang tes TOEFL yang saya miliki. Ditambah bonus simulasi tes dan beberapa sumber tambahan lagi dari internet. Saya usahakan segalanya, saya pasrahkan kepada Nya, berharap berapapun itu hasilnya sangat baik. Kali ini saya tidak ambil tes di tempat yang sama. Saya pilih Engli*h Educati*n Cent*e di lokasi yang berdekatan dengan lokasi lain. Harapan saya, di lokasi ini tidak terlalu banyak peminat sehingga saya bisa lebih focus pada tes dan lebih berkonsentrasi.

Hari yang dinanti pun tiba, pagi hari saya sudah sampai di lokasi dan hanya bertemu dua orang yang ikut tes. Yang satu masih muda, yang satu sudah paruh baya dan sedang belajar. Saya hampiri beliau yang sedang belajar dengan harapan beliau bisa berikan wejangan kepada saya. Benar saja, beliau sharing tentang tes sebelumnya, cara belajar otodidak, bahkan cerita keperluannya sebagai sayarat pelengkap visa ke amerika dan hanya butuh skor 60an (alias setara 500 di TOEFL ITP). Akhirnya saya bisa meregangkan urat syaraf saya yang tadinya sedikit tegang. Dan sepertinya jumlah peserta tes kali ini tidak lebih dari 10 orang, artinya sesuai dengan rencana saya. Seperti biasa bagian pertama yaitu READING, di sini saya baru ingat bahwa saya memulainya dengan doa, sedangkan pada tes pertama saya lupa apakah saya sudah memulainya dengan doa atau tidak. Pada bagian ini saya tidak menemukan banyak kesulitan dan berharap dapat menyumbang skor yang tinggi, apalagi semua soal di bagian ini bisa saya isi dengan baik. Pada bagian kedua yaitu LISTENING saya agak sedikit bimbang karena banyak jawaban yang lagi-lagi mirip tetapi Alhamdulillah saya bisa isi dengan baik juga. Akhirnya masuk waktunya istirahat dan saya gunakan untuk sharing dengan dua orang yang saya lihat ketika baru pertama kali sampai tadi. Alhamdulillah saya merasa lebih rileks disbanding mereka, PeDe saya pun meningkat untuk bagian tes berikutnya. Bagian ketiga alias LISTENING pun dimulai dan berbekal pengalaman sebelumnya saya berusaha lebih focus dan cuek dengan suara peserta lain. Disamping itu pesertanyapun tidak banyak sehingga tidak banyak gangguan, tetapi ternyata jawaban saya terlalu bertele-tele sehinga 6 soal yang diberikan tidak dapat saya manage waktunya dengan baik. Tetapi overall saya merasa cukup baik begitu juga bagian terakhir alias WRITING. Akhirnya saya menanti hingga beberapa hari ke depan untuk menerima hasil nya, apapun itu saya berharap merupakan takdir atas apa yang sudah saya usahakan sehingga konsekuensinya pun harus saya terima, demi sebuah impian melanjutkan cita-cita di Negara tetangga.

Dan akhirnya, tepat 10 hari setelah tes, saya menerima notifikasi via email. Alhamdulillahi robbil ‘alamin saya mendapatkan hasil di atas target yang diminta oleh pihak universitas (80 atau setara 550) dan hasil tes saya 84 atau setara 560. Meskipun banyak orang yang mendapatkan nilai jauh lebih tinggi dari itu, saya tetap bersyukur mengingat saya tidak terlalu jago dalam bahasa inggris dan saya belajar persiapan tes ini dengan otodidak. Lagi-lagi tak henti-hentinya saya ucapkan syukur kepadaNya. Mudah-mudahan saya bisa tetap rendah hati dalam segala hal dan selalu dihindarkan dari segala macam kesombongan. Aamiin Ya Robbal Alamin. Berikut perbandingan nilai TOEFL iBT saya yang pertama dan kedua.





Di posting lain insya Allah akan saya tuliskan mengenai tips dan trik mengikuti TOEFL iBT agar mendapatkan nilai yang baik. J

5 comments:

  1. Kak kalo di toefl IBt apa penilaian ny pake sistem punishment ya? Klo salah jawab nnti nilainya dikurangi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ga ada punishment atau pengurangan nilai, jadi baiknya jangan ada jawaban kosong.

      Delete
  2. Artikelnya sangat menarik. Jika diaplikasikan, pasti sangat membantu. Thanks. Sebagai info tambahan bagi yang ingin menguasai materi TOEFL, Kunci, Contoh, Praktik, dan lain-lain. Silakan mampir juga ke:
    Soal TOEFL | Belajar Cerdas | Belajar Bahasa Inggris | Cara Menanam

    ReplyDelete
  3. Halo Kak Fajar, terimakasih infonya.

    Kalau boleh berbagi info, untuk rekan-rekan lainnya yang mungkin berminat: teman-teman bisa berlatih menghadapi TOEFL iBT dengan cara mengikuti tes prediksi / simulasi / try-out TOEFL online di ProfTOEFL.

    Teman-teman bisa ambil tes prediksi TOEFL iBT, beserta skor, identifikasi kelemahan dan saran untuk meningkatkan skormu. Sesuai tes yang asli, ini online jadi bisa diambil kapan saja dan dimana saja. Tim ahli kami terdiri dari native speaker dan kakak-kakak yang sedang ambil s2/s3 di Oxford University.

    Caranya gampang, bisa klik disini: http://proftoefl.com/daftar-tryout-tes-toefl-online

    Semoga sukses semuanya!

    ReplyDelete
  4. 082168610824 Jasa pembuatan Sertifikat TOEFL PBT ITP EF LIA IELTS Resmi , Asli Original , Terpercaya Se Indonesia

    Sertifikat TOEFL Dan IELTS

    Kami jasa pembuatan sertifikat TOEFL Dan IELTS terpercaya yang sudah berpengalaman membantu pembuatan sertifikat toefl dan ielts.
    Di sini kami dapat membantu membuatkan Sertifikat Toefl seperti

    TOEFL ITP
    -Lembaga LBI FIB UI
    -Lembaga ILP Pancoran
    -Lembaga Lia Pramuka
    -Bisa Reques lembaga yang lain

    TOEFL PBT
    -Lembaga TBI
    -Lembaga ILP Cikini

    TOEFL TOEIC
    -Lembaga ILP Toeic

    IELTS
    -Lembaga IDP
    -Lembaga IALF
    -Lembaga British Council

    Semua packet sudah termaksut Legalisir dan copy original

    Untuk Pemesanan bisa melalui
    -HP/WA : 082168610824
    -Pin BB : D43AA9E0

    Kunjungi juga Blogg saya di bawah inii..

    http://abidinsetotoeflieltsindonesia.blogspot.co.id/
    http://jasasertifikattoefl.blogspot.co.id
    http://sertifikattoeflieltsindonesia.blogspot.co.id


    Berikut contoh2 sertifikat yang sudah pernah saya urus

    Best Regards
    By : Abidin Seto TOEFL

    Anda puas beritahu teman
    Anda kurang puas beritahu Kami!!

    ReplyDelete