Pengalaman mengikuti tes TOEFL
iBT
Sobat, kali ini saya akan coba
sharing pengalaman saya mengikuti tes TOEFL iBT, di sini saya TIDAK akan menjelaskan apa itu
tes TOEFL iBT, tidak juga menjelaskan bagaimana bentuk soal TOEFL iBT yang berbeda dengan TOEFL ITP
(Paper), juga tidak akan membahas apa tips dan trik nya. Yang akan saya tulis
di sini adalah cerita seputar tentang pengalaman saya mengikuti tes TOEFL iBT,
karena kalau yang lain dapat anda temukan banyak sekali referensi yang lebih
valid via mbah GOOGLE. Selamat menikmati!
Tes TOEFL ITP (Paper)
Pada akhir Desember 2014,
Alhamdulillah saya telah merampungkan S1 Ekstensi saya di salah satu perguruan
tinggi swasta di Jakarta. Bisa dibilang agak terlambat karena saya sudah
berumur mendekati kepala 3 tetapi saya berkeinginan melanjutkan studi S2. Tak
tanggung-tanggung, saya berencana ambil kuliah di luar negeri (ceritanya balas
dendam karena sebelumnya saya kuliah D3 selama tiga tahun, ditambah
kerja+kuliah S1 Ekstensi ini hampir 4 tahun, So, sebelum menginjak usia 30 saya
harus sudah bisa merampungkan S2 sebagai bentuk nilai tambah untuk diri saya J). Satu bulan sebelum
wisuda saya juga sudah pernah ambil tes TOEFL ITP (institutional alias paper
base test) di STIE PERBAN*S namun hanya mendapatkan skor sekitar 520an. Skor
ini tidak mencukupi untuk syarat pendaftaran S2 di universitas luar negeri
yaitu minimal 550 (kalau di dalam negeri sudah cukup dengan nilai 500). Tapi
hasil 520 saya sebenarnya juga sudah lebih baik daripada nilai sebelumnya yaitu
490 (tes TOEFL ITP pertama kali yang saya ambil di L*A Pramuka). Kedua tes ini
saya siapkan dengan cara belajar yang sama dan bersifat otodidak. Akhirnya karena untuk persyaratan awal maka
saya nekat untuk tetap melampirkan nilai tes saya yang 520 itu sebagai
persyaratan registrasi. Disamping itu saya sudah merasa maksimal untuk menakar
kemampuan berbahasa saya daripada saya harus berjibaku dan hanya focus pada
hasil tes demi mengejar nilai lebih tinggi tetapi kenyataan aslinya tidak
sebanding dengan yang di atas kertas alias masih belum mahir secara praktek.
Dengan hasil 520 tersebut saya berharap paling-paling diikutsertakan dalam
kelas Bahasa Inggris prakuliah, yang
penting sudah terdaftar di universitas yang bersangkutan hehehe….
Akhirnya pada bulan Januari 2015
saya mendaftarkan diri dan mengirim seluruh berkas yang diperlukan untuk
registrasi via email. Universitas yang saya ambil masih tetangga dekat dengan
Negara Indonesia dan masih masuk kategori universitas negeri dengan jurusan
Master of Economics (di tulisan lain akan saya bahas mengenai perjalanan
pendaftaran menuju universitas ini J).
Alhamdulillah ternyata di respon cepat dan bisa mengikuti perkuliahan bulan
Februari 2015 jika seluruh berkas sesuai kriteria dan wow hanya berselang satu
bulan saya harus mempersiapkan semua. Tapi ternyata memanh tidak semudah itu,
ternyata nilai tes TOEFL saya yang 520 masih kurang dan juga jenis TOEFL ITP
tidak bisa di terima…oh my God, meskipun begitu saya tetap mendapatkan Offering
Letter Provisional (conditional) dengan syarat bisa melengkapi TOEFL yang
dimaksud. Akhirnya diputuskanlah harus ditunda hingga semester depan (intake
September 2015) karena tidak mungkin dikejar dalam satu bulan. Dengan format,
jenis dan soal yang berbeda dari TOEFL ITP, maka lagi-lagi saya harus belajar
(otodidak), beli buku, searching google, aktif ngintipin blog orang tentang tes
TOEFL versi ini, juga nanya-nanya via medos barangkali ada kawan yang sudah
punya pengalaman. Akhirnya selama Februari 2015 saya belajar dan pada awal
Maret 2015 saya mengikuti tes TOEFL iBT pertama saya di KAPL*N-EDUP*C kelapa
gading. Saya yakin lembaga tersebut kelas internasional jadi saya tidak ragu
pilih tempat disana untuk menghindari kesalahan tekhnis yang mengurangi nilai.
Dan benar saja, tetapi saking berkelasnya, ternyata cukup banyak peminatnya.
Akhirnya saya ngobrol-ngobrol dengan beberapa peserta itu dan saat itu saya
agak sedikit tegang karena sama sekali belum pernah ikut preparation apalagi
simulasi tes.
Tes TOEFL iBT pertama kali
Akhirnya tes dimulai, pada bagian
pertama alias READING saya banyak menemukan kosakata baru yang membuat saya
tidak mampu menyerap utuh kalimat yang ada dalam sebuah cerita/ wacana.
Akhirnya saya cukup keteteran dan memakan banyak waktu hingga akhirnya ada
sekitar 10 soal dari 40 soal yang tidak bisa terjawab yang kebetulan merupakan
cerita/ wacana terakhir. Tapi saya tidak boleh patah semangat karena masih ada
bagian tes selanjutnya. Akhirnya lanjut ke bagian kedua alias LISTENING. Di
sini saya mulai nyaman, karena suaranya sangat jelas, dan kosakata nya pun
relatif mudah. Tapi saya tidak boleh sombong, karena jawabannya tidak bisa
langsung ditemukan dalam percakapan, melainkan harus diambil kesimpulan akhir
oleh kita sendiri, belum lagi terkadang ada dua jawaban yang hampir mirip
maknanya. Dari sekitar 50 soal ada 2 soal yang tidak terjawab karena kehabisan
waktu. Disini saya mulai sedikit lega lalu akhirnya bagian selanjutnya yaitu
istirahat selama kurang lebih 10 menit. Hal itu saya gunakan untuk ke toilet,
ngemil secukupnya dan ngobrol dengan peserta lain dan dia juga merasa agak
sulit di bagian pertama (READING) sedangkan bagian kedua (LISTENING) tergolong
mudah. Lalu mulai lagi bagian ketiga yaitu SPEAKING. Sesuatu yang sangat jarang
saya praktekkan, akhirnya dengan jawaban ala kadarnya saya berhasil melalui 6
soal SPEAKING itu. Saat itu agak sedikit terganggu dengan suara peserta lain
yang juga berdekatan dan jadi kehilangan focus karena terkadang suara mereka
juga masuk dalam pikiran kita. Di sini saya merasa tidak pede dengan score
SPEAKING ini. Dan terakhir bagian WRITING disediakan 2 tugas yang harus
diselesaikan dalam waktu masing-masing sekitar setengah jam. Akhirnya selesai
sudah rangkaian tes TOEFL iBT pertama saya. Entah bagaimana hasilnya, kita
tunggu selanjutnya selama 10 hari ke depan.
Hari yang dinanti pun tiba, saya
harap-harap cemas karena merupakan tes TOEFL iBT pertama saya. Disamping itu
saya harus berpacu dengan waktu untuk melengkapi berkas registrasi universitas
luar negeri. Dan benar saja, hasilnya kurang memuaskan…hanya 74 (setara dengan
530 pada TOEFL ITP) padahal yang dibutuhkan adalah 80 (setara dengan 550 pada
TOEFL ITP). Tapi saya juga tidak kaget karena memang saya belum menguasai tes
jenis ini dan masih banyak harus belajar. Saya berniat untuk ambil kursus
persiapan alias preparation for TOEFL iBT namun ternyata harganya hampir 3x
lipat dari Gaji UMR ibukota. Sungguh terlalu, tetapi saya ingin dapat nilai
maksimal agar bisa melanjutkan pendaftaran dengan baik. Nilai 74 pun sebenarnya
sudah bisa, hanya saja perlu tambahan untuk mengambil mata kuliah Bahasa
inggris, tetapi rasanya agak kurang sreg. Akhirnya saya memutuskan untuk
mencoba sekali lagi sebagai batas akhir, apabila nilainya masih berkisar
seperti itu artinya saya lanjutkan pendaftaran dengan segala konsekuensinya.
Jika lebih besar dari yang diminta maka tiada lain yang bisa saya lakukan
selain bersyukur dan mudah-mudahan menjadi kado untuk orangtua agar selalui
dimudahkan jalannya dan di ridhoi Nya. Amin.
Tes TOEFL iBT kedua kali
Tahun 2015 ini sudah masuk bulan
April dan pada bulan ini saya bertekad bulat untuk ikut tes TOEFL iBT lagi.
Dengan metode yang sama, hanya ditingkatkan intensitasnya, belajar otodidak
sayapun makin bergairah. Sudah ada 4 buku original tentang tes TOEFL yang saya
miliki. Ditambah bonus simulasi tes dan beberapa sumber tambahan lagi dari
internet. Saya usahakan segalanya, saya pasrahkan kepada Nya, berharap
berapapun itu hasilnya sangat baik. Kali ini saya tidak ambil tes di tempat
yang sama. Saya pilih Engli*h Educati*n Cent*e di lokasi yang berdekatan dengan
lokasi lain. Harapan saya, di lokasi ini tidak terlalu banyak peminat sehingga
saya bisa lebih focus pada tes dan lebih berkonsentrasi.
Hari yang dinanti pun tiba, pagi
hari saya sudah sampai di lokasi dan hanya bertemu dua orang yang ikut tes.
Yang satu masih muda, yang satu sudah paruh baya dan sedang belajar. Saya
hampiri beliau yang sedang belajar dengan harapan beliau bisa berikan wejangan
kepada saya. Benar saja, beliau sharing tentang tes sebelumnya, cara belajar
otodidak, bahkan cerita keperluannya sebagai sayarat pelengkap visa ke amerika
dan hanya butuh skor 60an (alias setara 500 di TOEFL ITP). Akhirnya saya bisa
meregangkan urat syaraf saya yang tadinya sedikit tegang. Dan sepertinya jumlah
peserta tes kali ini tidak lebih dari 10 orang, artinya sesuai dengan rencana
saya. Seperti biasa bagian pertama yaitu READING, di sini saya baru ingat bahwa
saya memulainya dengan doa, sedangkan pada tes pertama saya lupa apakah saya
sudah memulainya dengan doa atau tidak. Pada bagian ini saya tidak menemukan
banyak kesulitan dan berharap dapat menyumbang skor yang tinggi, apalagi semua
soal di bagian ini bisa saya isi dengan baik. Pada bagian kedua yaitu LISTENING
saya agak sedikit bimbang karena banyak jawaban yang lagi-lagi mirip tetapi
Alhamdulillah saya bisa isi dengan baik juga. Akhirnya masuk waktunya istirahat
dan saya gunakan untuk sharing dengan dua orang yang saya lihat ketika baru
pertama kali sampai tadi. Alhamdulillah saya merasa lebih rileks disbanding
mereka, PeDe saya pun meningkat untuk bagian tes berikutnya. Bagian ketiga
alias LISTENING pun dimulai dan berbekal pengalaman sebelumnya saya berusaha
lebih focus dan cuek dengan suara peserta lain. Disamping itu pesertanyapun tidak
banyak sehingga tidak banyak gangguan, tetapi ternyata jawaban saya terlalu
bertele-tele sehinga 6 soal yang diberikan tidak dapat saya manage waktunya
dengan baik. Tetapi overall saya merasa cukup baik begitu juga bagian terakhir
alias WRITING. Akhirnya saya menanti hingga beberapa hari ke depan untuk
menerima hasil nya, apapun itu saya berharap merupakan takdir atas apa yang
sudah saya usahakan sehingga konsekuensinya pun harus saya terima, demi sebuah
impian melanjutkan cita-cita di Negara tetangga.
Dan akhirnya, tepat 10 hari setelah tes, saya menerima notifikasi via email. Alhamdulillahi
robbil ‘alamin saya mendapatkan hasil di atas target yang diminta oleh pihak
universitas (80 atau setara 550) dan hasil tes saya 84 atau setara 560. Meskipun banyak orang yang mendapatkan nilai jauh lebih tinggi dari itu, saya tetap bersyukur mengingat saya tidak terlalu jago dalam bahasa inggris dan saya belajar persiapan tes ini dengan otodidak. Lagi-lagi
tak henti-hentinya saya ucapkan syukur kepadaNya. Mudah-mudahan saya bisa tetap
rendah hati dalam segala hal dan selalu dihindarkan dari segala macam
kesombongan. Aamiin Ya Robbal Alamin. Berikut perbandingan nilai TOEFL iBT saya
yang pertama dan kedua.
Di posting lain insya Allah akan
saya tuliskan mengenai tips dan trik mengikuti TOEFL iBT agar mendapatkan nilai
yang baik. J
Kak kalo di toefl IBt apa penilaian ny pake sistem punishment ya? Klo salah jawab nnti nilainya dikurangi?
ReplyDeleteGa ada punishment atau pengurangan nilai, jadi baiknya jangan ada jawaban kosong.
DeleteArtikelnya sangat menarik. Jika diaplikasikan, pasti sangat membantu. Thanks. Sebagai info tambahan bagi yang ingin menguasai materi TOEFL, Kunci, Contoh, Praktik, dan lain-lain. Silakan mampir juga ke:
ReplyDeleteSoal TOEFL | Belajar Cerdas | Belajar Bahasa Inggris | Cara Menanam
Halo Kak Fajar, terimakasih infonya.
ReplyDeleteKalau boleh berbagi info, untuk rekan-rekan lainnya yang mungkin berminat: teman-teman bisa berlatih menghadapi TOEFL iBT dengan cara mengikuti tes prediksi / simulasi / try-out TOEFL online di ProfTOEFL.
Teman-teman bisa ambil tes prediksi TOEFL iBT, beserta skor, identifikasi kelemahan dan saran untuk meningkatkan skormu. Sesuai tes yang asli, ini online jadi bisa diambil kapan saja dan dimana saja. Tim ahli kami terdiri dari native speaker dan kakak-kakak yang sedang ambil s2/s3 di Oxford University.
Caranya gampang, bisa klik disini: http://proftoefl.com/daftar-tryout-tes-toefl-online
Semoga sukses semuanya!
082168610824 Jasa pembuatan Sertifikat TOEFL PBT ITP EF LIA IELTS Resmi , Asli Original , Terpercaya Se Indonesia
ReplyDeleteSertifikat TOEFL Dan IELTS
Kami jasa pembuatan sertifikat TOEFL Dan IELTS terpercaya yang sudah berpengalaman membantu pembuatan sertifikat toefl dan ielts.
Di sini kami dapat membantu membuatkan Sertifikat Toefl seperti
TOEFL ITP
-Lembaga LBI FIB UI
-Lembaga ILP Pancoran
-Lembaga Lia Pramuka
-Bisa Reques lembaga yang lain
TOEFL PBT
-Lembaga TBI
-Lembaga ILP Cikini
TOEFL TOEIC
-Lembaga ILP Toeic
IELTS
-Lembaga IDP
-Lembaga IALF
-Lembaga British Council
Semua packet sudah termaksut Legalisir dan copy original
Untuk Pemesanan bisa melalui
-HP/WA : 082168610824
-Pin BB : D43AA9E0
Kunjungi juga Blogg saya di bawah inii..
http://abidinsetotoeflieltsindonesia.blogspot.co.id/
http://jasasertifikattoefl.blogspot.co.id
http://sertifikattoeflieltsindonesia.blogspot.co.id
Berikut contoh2 sertifikat yang sudah pernah saya urus
Best Regards
By : Abidin Seto TOEFL
Anda puas beritahu teman
Anda kurang puas beritahu Kami!!